Pages

Plurk

Facebook Badge

Senin, 17 Juni 2013

Aku Ingin Marah Dalam Diam

Kemarahan bisa terjadi pada siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Bahkan, oleh hal-hal yang sebenarnya sangat sepele dan seharusnya dapat diatasi dengan tenang sekalipun. Ketika seseorang sedang marah, tak diragukan lagi berbagai hal yang paling nekat, aneh, dan menakutkan pasti bisa dilakukan. Maka, dapat dipastikan bahwa kemarahan ini akan menimbulkan efek yang sangat buruk baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.


Lantas, bagaimana cara kita meredam amarah yang muncul sehingga berbagai dampak buruk yang mungkin timbul dapat dicegah?

Dalam sebuah Hadist dikatakan : ”Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah, maka diamlah” (H.R. Ahmad). Demikian pula dalam ajaran Kristen diajarkan pula demikian : ”Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.” (Yak 1 : 19-20). Dan ; “Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam.” (Mazmur 4:5)

Maka, dari kedua ajaran tersebut diatas kita dapat ambil pelajaran bahwa memang amarah bukanlah sesuatu yang baik dan cara pertama untuk mengatasinya adalah dengan DIAM.

Ya, diam adalah langkah pertama yang bisa kita ambil untuk mengatasi kemarahan. Tapi seringkali kita gagal untuk melakukan tindakan pertama ini. Malahan, yang sering terjadi kita justru terpancing oleh tindakan orang lain dan perasaan kita sendiri untuk melampiaskan amarah kita pada hal-hal yang negatif dan justru menyebabkan amarah kita semakin memuncak.

Untuk bisa diam, tentunya adalah sebuah keputusan kita sendiri. Ketika kita memutuskan untuk diam, menarik nafas dalam-dalam dan memasang senyum pada bibir kita itu sudah menjadi langkah positif bagi kita untuk keluar dari zona kemarahan.

Begitu kita sudah bisa menenangkan diri, tentunya kita harus juga berfikir bagaimana solusi yang bisa kita ambil dari permasalahan yang sedang kita hadapi. Apabila kita sedang marah pada pasangan atau rekan kita, langkah terbaik adalah memberikan kesempatan padanya untuk mengemukakan perasaannya dan tahan kuat-kuat keinginan untuk melontarkan serangan balik.

Selama kita mendengar keluhannya, berikan perhatian penuh dan jangan acuhkan setiap apa yang dikatakannya. Mungkin kita berpendapat bahwa melihatnya saja sudah bisa diartikan bahwa kita sedang menyimak perkataannya. Namun jangan lupa pula untuk menggunakan bahasa tubuh yang baik selama dia menyampaikan semua uneg-unegnya. Tataplah dirinya dengan tenang, jangan mendongak, dan jangan melipat kedua tangan di dada. Tampilkan kesan bahwa Anda memang memperhatikan dan beritikad baik untuk keluar dari masalah yang sedang dihadapi.

Jika dia sudah selesai bicara, maka sekaranglah saatnya Anda untuk berbicara. Namun ingat, dalam menyampaikan pendapat kita tentu saja harus dengan tenang, jelas, dan tegas. Jangan sampai apa yang akan kita sampaikan justru menjadi bahan bakar yang semakin menyulut kemarahannya. Tentu saja kita juga harus cerdas dalam menggunakan bahasa yang tepat dan pikirkan setiap perkataan yang akan disampaikan sehingga kita sendiri tidak salah bicara. Setiap kesalahan ucapan yang kita sampaikan berpotensi untuk membuat kemarahannya kembali memuncak.

Bila kesalahan memang ada pada diri Anda, jangan sungkan-sungkan untuk meminta maaf dan menyampaikan penyesalan Anda dengan tulus. Jangan pula memaksakan diri untuk melakukan pembelaan yang sebenarnya sia-sia karena Anda memang ada dalam posisi yang salah. Sebaliknya apabila kesalahan ada pada orang lain, pastikan Anda menyampaikannya secara baik dan jelas sehingga tidak menimbulkan sakit hati yang dapat semakin memperuncing permasalahan.

Bagaimana bila Anda sendiri sedang dalam kondisi tidak bisa berpikir secara jernih dan berbicara dengan kondisi yang baik? Untuk hal ini ada baiknya Anda sampaikan padanya dengan baik-baik bahwa Anda minta sedikit waktu untuk diam lebih lama lagi. Dalam hal ini, duduk diam sambil meminum segelas air putih mungkin bisa sedikit membantu Anda.

Nah, semoga mulai sekarang kita tak lagi menjadi orang yang dikendalikan oleh kemarahan, namun sebaliknya kita bisa mengendalikannya dengan baik dan dengan cara yang tepat sehingga kita tak lagi menjadi orang yang mudah marah. Sebab, orang yang kuat adalah orang yang bisa mengendalikan dan menahan amarahnya.

Minggu, 09 Juni 2013

Thank's For Everything

Kau tahu, mungkin aku belum mampu setegar kau. Walau kadang kau bertingkah lebih dari anak-anak sekalipun. Aku belum mengerti bagaimana menempatkan hatiku di banyak tempat, bagiku semua sama saja, aku ingin marah, menangis atau kecewa.

Kau tahu, kau seringkali membuatku terluka dengan caramu marah, marah, dan marah. Tapi kau tahu, aku mulai mengerti ketika aku merasakan berbeda, aku merasa lebih aman kemanapun aku pergi.

Kau tahu, aku berusaha menjadi perempuan yang lebih kuat dengan kemarahanmu. Aku tahu, ini caramu menyayangiku, dan ini caramu menjagaku sekalipun kau jauh dariku.
Terkadang aku iri terhadapmu, aku selalu melihat kau mampu, apapun yang ada di depanmu. Entah itu kau sembunyikan dariku karena kau selalu berusaha terlihat baik-baik saja di hadapanku. Tapi aku tahu, kau menyimpannya jauh di hatimu.
Aku ingin...
Aku ingin...
Tapi aku masih belum mampu bertahan dengan cara seperti itu. Aku belum mampu setegar itu.
Terimakasih untuk segalanya...
Kau ajariku bertahan dalam hidup. Kau ajariku terluka untuk tegar.
Ajari aku lebih dari ini...


For my understanding and loving partner  :)
I’ll always remember ours..
Thank's for everything darl..

Jumat, 07 Juni 2013

Why Me?

Suatu ketika ada hal-hal yang dilupakan para pria ketika mengucapkan, “Will you marry me?” atau “Will you be my wife?. Ya, menjelaskan perihal apa yang membuat kalian begitu yakinnya berlaku demikian. 


Hmmm, wanita perlu diyakinkan apa yang membuat kalian para pria berkata begitu. Tentu ada alasannya bukan? Banyak hal-hal kecil yang dilupakan para pria, itu baru salah satunya. Jika tidak demikian, bisa saja nanti kalian berpaling memilih yang lain dan akan berdalih, “semua berjalan seiring waktu”, alasan klise. Maka dari itu kami butuh jawaban yang meyakinkan mengapa kalian memilih kami, bukan mereka yang berjuta diluar sana, kami butuh untuk sebuah komitmen bukan sekedar menguji. Jika Sang Khaliq mengizinkan, semua akan indah pada waktunya, begitu juga pernikahan yang terjadi, indah untuk satu dan hingga akhir hayat. Itu do'a para pengantin baru bukan?


When this moment will be happen to me, I ask him surely, it’s snazzy know you? hahaha.. Kalau belum bertemu jawabannya, maka jawaban, “Yes, I will” juga saya pending, Anda jual saya beli, Anda berhutang, saya nyicil dong, hahaha... :D

Kamis, 06 Juni 2013

Man Shabara Zafira :)

Setiap sabar ada batasnya, Muhammad ku tak pernah mengajari begitu. Yang aku tau Muhammad ku mengajari “Bersabarlah, jika marahmu tak terbendung, maka diamlah”. Sabar yang ada batas berarti memiliki porsi sendiri dalam hal lainnya, porsi marah, porsi iri, juga porsi dengki. Allah tak pernah melarangmu berkata-kata dalam diammu, menangis dalam sedihmu, kau masih punya tempat untuk mengadu bukan?


“Man Shabara Zafira, Siapa yang bersabar pasti beruntung”, seperti itulah yang dijarkan Muhammad ku. Itu sangat keren bukan?
Ya, sekali dua kali aku pernah mempraktekkan semacam ini, itu lebih baik rasanya. Lebih lapang rasa di dadaku, nafasku begitu lancarnya mengalir dan nyaman. Muhammad ku lah yang mengajariku, dan Tuhan ku lah yang menyelimuti hatiku. Tutup matamu untuk sejenak, hirup nafas yang dalam dan katakan, “aku maafkan dan aku ikhlas untuk apa yang telah membuat hatiku sempit, mati, kecewa, dan luka”. Sungguh, semua terasa lapang dan begitu ringannya melakukan sesuatu yang kau ingin.


Jadilah orang yang tenang dalam kecewa, anggun didalam marah. Memudahkan didalam sulit, melapangkan didalam sempit. Mengikhlaskan didalam luka, memaafkan didalam sakit.


Hakuna Matata !!!! Jadilah hidupmu mudah dan damai tanpa menyakiti apa yang tak seharusnya kau sakiti. Dan ucapkanlah dalam kegalauan serta kegundahanmu :
“Innahuu min sulaimaana wa innahuu bismillahirrahmaanirrahiim. Alla ta’luu ‘alayya waktunii muslimiin”.

Selasa, 04 Juni 2013

Mungkin Tuhan Punya Cara Lain.

Lebih baik dibenci daripada tidak dipedulikan. Setidaknya orang yang membenciku masih punya waktu untuk mempedulikanku.
- Fiersa B

Aku tak begitu pintar untuk bersanding denganmu. Ketika kau kerap berucap untukku berpikir dengan kepintaranku. Kepintaranku tak sepadan dengan kategori pintarmu. Mungkin juga kau beranggapan aku bodoh ataupun dungu.

Kita berbeda, aku suka rumah dan kau suka kebebasan. Tapi perbedaan bukan untuk saling memaksakan. Aku suka rumah, bukan berarti aku memaksamu untuk menyukai rumah dan selalu pulang. Kau suka kebebasan, bukan berarti kau memaksaku untuk mencintai kebebasan pula.

Aku memberi celah bagi kebebasanmu, apa aku juga tak berhak atas kebebasanku. Tidak, jangan kau artikan kita menuju “kebebasan” dengan maksud yang sama. Kebebasanku adalah kebebasan di dalam rumah. Kebebasan untuk di dengar, kebebasan untuk mengingatkan, dan kebebasan untukku diperlakukan adil di rumahku.

Ataukah mungkin hubungan kita mulai berkembang arogan dan egois?
Mencintai bukan membenarkan segalanya. Mencintai bukan tak ada perselisihan.

Jika kau berlaku hal yang jika orang lain lakukan padamu kau merasa sakit, jangan pernah lakukan pada orang lain. Kau saja tidak bisa menerima, apalagi orang lain? Segalanya diciptakan seimbang bukan?

Mungkin Tuhan punya cara lain untuk menerjemahkan perasaan kita. Atau kebersamaan kita. Apa kau masih memikirkanku ketika kita sama sama sulit? Apa kau masih memikirkanku ketika aku membutuhkan diwaktu kita tak berbaikan? Apa kau masih memedulikanku diwaktu kau marah? Apa kau memberiku celah ketika aku juga melakukan hal yang sama sepertimu? Aku masih.

Ditinggalkan. Untuk kesekian kali cukup bagiku. Mungkin Tuhan punya cara lain menunjukkan jalan padaku. Mungkin Tuhan punya cara lain mengajarkan aku lebih kuat dengan cara-cara seperti ini.

Sabtu, 01 Juni 2013

Hal Yang Sering Menjadi Penyebab Pertengkaran

Tanpa disadari, terkadang kata “egois” menjadi hal yang paling sering diungkapkan atas terjadinya pertengkaran. Ini bisa terjadi kepada hubungan yang masih pacaran, atau bahkan yang sudah berumah tangga.

Meski membuang sifat buruk pada diri masing-masing tak dapat dilakukan sekaligus secara instan, cobalah untuk terus berusaha. Namun bukan berarti Anda harus berubah segala-galanya. Ketahui mana yang baik untuk dirubah pada diri masing-masing, bergeserlah secara perlahan-lahan. Anda tentu mendambakan sebuah hubungan yang harmonis dan mampu menghadapi banyak cobaan bukan? Lalu apa saja hal yang sebenarnya sering menjadi pemicu pertengkaran dalam hubungan?


1. Ketidakpercayaan
 Sebuah hubungan dibekali oleh rasa saling percaya. Tanpa adanya rasa tidak percaya satu sama lain, dapat memicu berbagai hal yang dapat memicu timbulnya pertengkaran. Pertengkaran yang tidak dapat diselesaikan dengan baik akan dapat menimbulkan perpisahan. Maka dari itu, tumbuhkanlah rasa saling percaya diantara hubungan kalian. Jika memang sudah terlanjur tumbuh rasa ketidakpercayaan, segera ketahui apa penyebab ketidakpercayaan yang timbul diantara Anda berdua, dan coba bicarakan dengan baik-baik untuk mencari solusi terbaik.

2. Terlalu Posesif
 Mencurahkan perhatian itu wajar, namun sikap yang terlalu posesif, dan over protective, akan membuat pasangan seperti hidup dalam penjara. Ia akan lebih rentan melakukan kebohongan untuk menghindari pertengkaran. Dan suasana tidak nyaman yang sering ditimbulkan, dapat memicu terjadinya perpisahan. Jangan sampai pasangan Anda merasa lebih nyaman berada di dekat orang lain, daripada di dekat Anda. Hindari pemicu terjadinya perselingkungan seperti ini dalam hubungan Anda.

3. Beban Pikiran yang Besar/ Stress
 Stress yang ditimbulkan dari luar hubungan dapat mempengaruhi sebuah hubungan jika Anda tidak dapat mengelolanya dengan baik. Begitu pula stress di dalam hubungan Anda. Situasi seperti ini harus segera dicari solusinya. Coba lakukan sesuatu yang dapat meredam stress dan meringankan beban pikiran Anda. Juga jangan jadikan hubungan Anda sebagai pelampiasan stress yang Anda alami, namun jadikan hubungan Anda sebagai tempat meredam stress Anda.

4. Menyimpan Rasa Dendam
 Rasa dendam adalah hal yang harus dihindari. Jangan jadi seseorang yang pendendam. Lihat kembali, kemana tujuan hubungan Anda berdua. Masa depan adalah yang utama. Lupakan masa lalu, dan buang rasa dendam.

5. Kurang Berkomunikasi
Salah satu kunci keberhasilan dalam berhubungan adalah membuka ruang komunikasi dengan baik. Berdiam diri dan menyimpan perasaan kesal berlama-lama bukanlah hal yang baik. Dari hal kecil hingga hal besar, cobalah untuk berdiskusi dan berkomunikasi dengan pasangan, untuk membina saling keterbukaan satu sama lain. Keterbukaan inilah yang dibutuhkan untuk membuat sebuah hubungan, juga membangun pribadi masing-masing menjadi lebih selaras, menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.

6. Selalu Mempertahankan Ego dan Berselisih Pendapat
Penyebab pertengkaran yang juga sering disebut-sebut adalah akibat egoisme. Kurangnya komunikasi, atau adanya kecurigaan membuat masing-masing memiliki persepsi yang berbeda. Cobalah meredam ego dan menjadi pendengar yang baik terlebih dahulu. Belajar bersikap saling memberikan simpati dan empati. Perbedaan pendapat itu akan jadi hal baik, jika Anda dapat mengelola perbedaan tersebut untuk mendapatkan jalan tengah, dan menjadi sebuah keselarasan bagi hubungan Anda. Cobalah melihat berbagai hal lebih banyak dari sisi positifnya, ketimbang dari sisi negatifnya.

7. Hubungan dengan Mantan Kekasih
 Ketahui batas kewajaran hubungan antara Anda dan mantan kekasih, ketika Anda sudah punya hubungan baru. Hargai dan ayomi pasangan Anda sebagai seseorang yang punya tempat lebih spesial di hati Anda saat ini. Cobalah untuk tidak membandingkan pasangan Anda yang sekarang, dengan mantan kekasih. Fakta ini juga sering menjadi penyebab pertengkaran dalam suatu hubungan.

8. Menganggap Pasangan Bukanlah Hal Penting
 Jangan posisikan pasangan Anda sebagai seseorang yang tidak penting dalam hidupnya. Anda dapat menyeimbangkan antara kehidupan hubungan Anda dan pasangan dengan kehidupan Anda dan lingkungan sosial Anda dengan baik. Cobalah saling memahami posisi masing-masing di luar hubungan Anda, agar Anda tidak perlu lagi menjawab pertanyaan, siapa yang yang lebih penting.

9. Merasa Tak Perlu Minta Maaf
Apakah Anda pernah merasa tak perlu minta maaf pada kekasih Anda? Ketahuilah, bahwa kata maaf bisa menjadi peredam yang baik atas kemarahan yang ada. Namun kata maaf itu harus dari hati, dan disertai dengan perilaku kenyataanya, bukan hanya di bibir saja. Jangan gengsi atau malu untuk meminta maaf, jika memang Anda melakukan kesalahan. Anda dapat saling memperbaiki kesalahan untuk menjadi seseorang yang lebih baik lagi dan dapat saling mengambil hikmah dari kesalahan.