Pages

Plurk

Facebook Badge

Kamis, 26 Desember 2013

Aku Tidak Mengerti Ya Rabb ...


Ya Allah, kenapa aku merasa begitu sedih? Sebenarnya apakah yang membuatku bersedih sehingga aku berlinang airmata beberapa hari terakhir ini? Aku sendiri tidak mengerti, Ya Allah. 

Duhai gerangan apa yang meliputi hati ini sehingga setiap aku mengingat kasih sayang-Mu yang tercurah dari Ibu, aku tiba-tiba menangis.

Duhai gerangan apa yang membuatku menjatuhkan airmata ketika aku mengingat saudara, sahabat yang telah menjadi yatim…

Duhai gerangan apa yang merajai hati sehingga sewaktu aku mengingat semua kasih sayang-Mu, pemberian-Mu sejak aku lahir sampai sekarang, aku tak kuasa untuk menghitung dan mengingat dosa yang lebih dari usiaku yang sekarang, lebih tinggi dari gunung-gunung tertinggi yang Engkau ciptakan…

Ya Allah, ketika aku bersedih karena-Mu, aku percaya hanya Engkau pulalah yang dapat menghiburku. Aku percaya Engkau menyayangiku, karena itu masih Engkau berikan rasa sedih itu kepadaku, untuk lebih bisa bersyukur ketika sedang merasa bahagia.

Ya Allah, hanya Engkau-lah yang mengerti kesedihanku. Hanya Engkau-lah yang tahu makna dibalik airmataku, hanya Engkau-lah penyingkap tabir-tabir rahasia hatiku. Sedang aku sendiri tidak mengerti.

Ya Allah, semoga airmata ini, semoga tangisan ini, semoga kesedihan ini, semua perasaan yang aku rasakan ini hanyalah tertuju pada-Mu dan bukan selain pada-Mu.

Ya Allah, hilangkanlah kesedihan dalam hatiku, hapuskanlah kesusahan dari lemahnya hatiku, sungguh aku merasa tidak berdaya. Ampunilah segala kesalahan dan kekhilafan atas kesedihan ini, Ya Allah. Amin.

Jumat, 20 Desember 2013

The Alchemist

Pergilah, jelajahilah dunia. Lihatlah & carilah kebenaran & rahasia2 hidup. Niscaya jalan apa pun yang kau pilih akan mengantarkanmu menuju titik awal. Sumber kebenaran & rahasia hidup akan kau temukan di titik nol perjalanmu. Perjalanan panjangmu tidak akan mengantarkanmu ke ujung jalan justru akan membawamu ke titik permulaan. Pergilah untuk kembali, mengembaralah untuk menemukan jalan pulang. Sejauh apa pun kakimu melangkah, engkau pasti akan kembali ke titik awal

Minggu, 15 Desember 2013

Selamat Ulang Tahun.

Kiranya kotaku berulang tahun hari ini. Tak sangka aku pergi darinya pada hari yang spesial. Ah, rindunya merasakan dingin dan hujan dikota yang selalu ku datangi tiap minggu. Selamat ulang tahun. Tetap hangat dan nyaman di tengah dinginnya, ya?


Benar saja, semua begitu sama seperti dahulu. Tempat aku melepaskan pandangan seluas-luasnya di kota ini. Tak apa dingin, tak apa hujan. Aku senang sekiranya pas begini menikmatinya.

Kamis, 12 Desember 2013

Hambar

Waktu dimana beberapa jam terasa seharian bagiku. Benar, ketika aku tak sabar menunggu kabarmu. Ketika aku tak tau harus bagaimana bahkan untuk berbicara yang tepat dengan situasi begini. Aku merasa selalu salah langkah dan membuat kamu kesal.


Aku terlalu kenyang dengan rindu. Aku rindu, terlalu sibuk merindu sampai membuatku takut merindu. Takut ketika rinduku tak berbalas, rindu yang bagimu mungkin hanya sekedar pesan untuk dibaca. Lalu kemudian kamu mengabariku, tapi aku terlanjur emosi menunggu. Kesibukan rinduku yang menyalip disela kesibukanmu.


Aku rindu, rindu keadaan kita sebelum ini. Keadaan dimana aku menjadi diriku sendiri tiap kali mencarimu, bukan aku yang menemukanmu tapi kamu yang menemukanmu. Rinduku berbalas dan rasanya hangat sekali. Bahkan aku sampai tak peduli kita jauh, aku sendiri disini dan kamu disana. Aku sudah sangat baik-baik saja selama ada kamu, semua terasa ringan dilangkahku.


Aku rindu, rindu caramu padaku. Tapi caramu tidak lagi sama. Sejak sesuatu yang tidak penting mampu mempengaruhi perasaanmu, sesuatu yang bahkan tidak berpengaruh sama sekali bagiku. Sejak itu cintamu seolah menjadi hambar padaku. 


Aku rindu, dan ingin berkata rindu. Kita masih banyak berbicara seperti biasa meskipun tak membicarakan banyak hal. Aku bertanya kamu menjawab, begitupun sebaliknya. Sejak itu aku selalu merasa ada yang salah dengan kita. Berulang kali kubolak-balik membaca balasan pesan darimu, ada yang ternyata tak lagi sama.


Aku rindu, melebihi biasanya ku kira. Tapi aku merasa berbeda. Aku yang tidak biasa. Aku tak merespon dengan baik kejadian apapun belakangan ini. Kamu membalas pesanku, bahkan aku tak tersentak senang kegirangan seperti biasa. Ya, perasaanmu ketika membalas pesanku kali ini berbeda. Hambar. 


Aku rindu, rindu yang tak bisa kujelaskan. Semua sudah terasa hambar, bahkan rindu yang sangat padamu kali ini juga terasa hambar. Aku butuh menemuimu, tapi aku harus bagaimana dalam situasi begini? Ah, rindu terkadang tak terasa indah lagi pada saat-saat tertentu. Aku kesal merindu seperti ini.


Bisa apa aku selain menenangkan diri sendiri yang nyatanya tak kunjung tenang hampir tiga minggu ini. Dengan aku yang rindu dan kamu yang biasa saja, bahkan nyaris hambar padaku. Aku murung tanpa sebab, menangis tanpa sebab, bahkan mengawang tanpa sebab. Apa yang salah denganku? Bahkan kau yang kurindukan, serta merta biasa membaikkan perasaan dan menyemangatiku tak lagi demikian.


Berangsur dengan rindu jangka panjang seperti ini, perlahan menjadikanku pribadi yang bingung dengan diriku sendiri yang bahkan aku tidak mengenalnya. Jika keadaan berbalik, kamu merindukanku dan aku tak lagi antusias seperti biasa, akankah kamu sepertiku? Menungguku reda dan tenang dari kusutku? Tidak, kamu bahkan yang lebih dulu akan membisu membalas kebimbanganku, kamu marah dan menganggapku berlebihan dengan diam pun juga sikapku yang berbeda, hal tak berani kulakukan padamu.


Selamat malam yang selalu kutunggu ketika aku begitu lelah disini, bagiku cukup menggantikan bahu dan genggaman tanganmu. Selamat malam yang selalu kutunggu ketika aku merasa sendiri, bagiku cukup menggantikan waktu bertemu denganmu yang kunanti terasa begitu lama. Selamat malam yang selalu kutunggu ketika aku selalu tidak sabaran menunggu kabar darimu, di tengah kesibukanmu dan baru sempat mengabariku larut malam. Selamat malam yang selalu kutunggu ketika kamu selalu lebih sabar dariku menghadapi sesuatu, selamat malam yang membuatku selalu merasa lebih baik. Selamat malam yang selalu kutunggu ketika aku tak bisa tidur sebelum berbicara padamu meskipun hanya 3 menit. Selamat malam yang selalu kutunggu ketika kamu selalu menyempatkan waktu mengucapkan selamat malam padaku sebagai prioritas. Dan selamat malam yang kutunggu tak lagi sama, selamat malam yang terasa hambar, bahkan nyaris tak ada selamat malam lagi untuk kutunggu.


Sudah lama sekali rasanya kita tidak lagi saling mengucapkan selamat malam, saling bercerita, saling menenangkan, saling menanyakan keluhan masing-masing. Aku bahkan lupa kapan terakhir kita bercanda dan tertawa lewat telepon meskipun hanya 15 menit.

Maaf aku selalu begini, bahkan nyaris tak pernah berubah meskipun kamu selalu mengeluh aku cerewet, ngotot, memaksamu bicara. Aku bukan mengeluh, aku hanya ingin kita tetap bertahan dengan jarak. Apa yang kamu bilang jalani saja seperti biasa, bagiku terasa memiliki arti berbeda dengan kamu padaku yang semakin hambar. Itulah mengapa aku begitu kecewa dengan perubahanmu begini. Perubahan yang bahkan tak terlihat sebagai kamu yang ingin mempertahankan kita. Komitmen yang belakangan aku pertanyakan, bagaimana kabarnya? Apakah baik-baik saja? Seperti semakin berubah hambar dan terasa asing saja.


Kali ini baiklah, aku sudah terlalu banyak berbicara dan meminta waktu, yang sepertinya selalu salah langkah. Jadi aku akan diam saja sekarang. Bicarapun aku, semua tak akan berubah tetap hambar seperti ini, bahkan semakin hambar. 

Aku tak ingin berbicara untuk menjelaskan sesuatu lagi padamu.
Tapi jika dengan aku bicara padamu bisa merubah sesuatu aku akan bicara.

Selasa, 10 Desember 2013

Sekembalinya

Bener ya kata orang, kalo udah soal perasaan bisa lakuin hal paling konyol sekalipun ga peduli apa. Ini pertama kalinya aku gini. Sekalinya jatuh bener-bener jatuh deh. Aku bener-bener trauma kayanya kali ini. Biar Allah aja yang ngatur buat aku, ga mau nyari lagi, udah capek milih, capek berkorban, capek percaya, capek mempertahankan akunya. Toh, belom pasti buat kita. Waktu dikira udah pas, ternyata masih belum. Bakal lama banget buat aku bisa biasa lagi dan ga sensitif lagi sama cowok.

Mungkin aku udah terlalu capek dan lelah, bukan terlalu capek dan lelah sama hubungan aku dan kamu. Tapi terlalu capek dan lelah buat gini lagi ke depan, aku ga sanggup. Ga mau ambil resiko lagi. Lama tuk nyembuhinnya. Sampe bertahun buat aku. Kaya yang pernah aku bilang ke kamu waktu itu, “aku ga mau nyakitin dan disakitin, aku udah trauma. Kamu ga akan pernah bisa mastiin kamu bakal terus sama aku sampe nanti, aku ga mau kehilangan kamu nanti. Bakalan sakit banget buat aku”. 

Orang yang dulu aja, aku yang ninggalin, aku yang nyakitin, malah aku yang sampe benci gitu sama cowok. Benci banget aku di uji-uji begitu. Males aja aku tau orangnya gimana tapi ke akunya baik-baik gitu. Dibuat-buat banget. Tapi ya itu, udah terjadi. Aku sadar ada salah aku juga disini, kekurangannku, jeleknya aku, aku yang udah terlalu yakin kamu ga bakal pergi, dan aku yang berkali-kali percaya kalo apapun yang terjadi kita hadapi sama-sama. Tapi akhirnya kamu yang nyerah sama keadaan kita. Mungkin ini yang namanya ga jodoh.

Aku ga apa-apa. Alhamdulillah Allah ngasi aku keyakinan buat ikhlas sama apa yang kamu bilang “ini yang terbaik dan kamu udah yakin”. Mungkin ini cara kamu dan Allah buat memperbaiki diri aku, kekuranganku, jeleknya aku. Gimanapun kamu udah baik banget, sabar banget ngadepin aku. kamu ngajarin aku banyak hal tentang hidup yang bahkan aku masih terlalu anak-anak ternyata buat itu. Meski gini aku bakalan tetap berubah, buat diri aku juga, bukan buat kamu atau siapapun. Kalo mama bilang, “wajah aja bisa diubah, apalagi jeleknya kita”. Semoga ini bener-bener yang terbaik buat kamu, semoga kamu lebih baik, dapatin apa yang kamu pengen. Mungkin selama ini aku kurang tepat buat kamu, aku yang kurang baik. Aku mundur sekarang.

Perasaan aku ga pernah berkurang buat kamu, aku ga pernah lelah buat jalan sama kamu apapun masalah kita. Buat aku komitmen selalu komitmen. Aku ga berusaha melupakan, karena melupakan pasti bakalan sakit banget buat aku. Sekarang aku cuma belajar ikhlas. Semoga Allah menjadikan aku termasuk orang yang sabar, pemaaf, dan berlapang dada. Jauh dari semua penyakit hati. Aku selalu khawatir tentang kamu, semuanya.. bangun telat, makannya asal, kamarmu berantakan, kamar mandi ga dikuras, laundry baju, baju apa yang kamu pake, rambutmu, kerjaanmu, parfummu, kamu sakit, jam tidurmu, semuanya entah kenapa. Mungkin itu juga salah satu alasannya. Aku terlalu berlebihan khawatir tentang kamu. Ga tau kenapa buat aku, cukup aku tau sejelek-jeleknya kamu. Aku ga peduli gimana bagusnya, baiknya kamu di depan orang, cukup jelek dan kurangnya kamu buat aku. Mungkin ini juga alasannya biar kamu menemukan diri kamu sendiri mulai sekarang.

Gimana aku? Jangan tanya gimana aku. Kamu selalu tau jawabnya apa. Aku lebih baik ada kamu, emosiku reda ada kamu, aku semangat ada kamu, masalahku sedikit berkurang hanya dengan cerita sama kamu. Aku nyaman bersandar ke kamu. Maka dari itu, jangan pernah bilang semoga aku lebih baik tanpa kamu, kamu yakin aku lebih baik abis ini. Semoga ini bener-bener yang terbaik. Makasih buat semuanya, Maaf kamu nyakitin aku, klise! Itu kan buat kamu, bukan aku. Aku ga butuh kamu ngomong itu. Malah dengan bilang semua itu yang nyakitin aku. Jangan berusaha nguatin aku, karena kamu tahu persis apa yang bikin aku tenang, nyaman, dan lebih baik. Tapi yang pasti aku akan baik-baik aja, buat Papa, Ibu, dan keluargaku :’)

Sekarang, Allah yang bakal jaga kamu buat aku. Sampe sekarang pun nama kamu masih selalu ada dalam tiap doaku, terlepas aku bukan lagi perempuanmu, tapi aku tidak bisa menghentikan doa aku buatmu. Semoga ini bener-bener yang terbaik buat kamu dan aku ga salah ikhlas demi yang terbaik buat kamu.

Aku pengen kamu selalu jadi diri sendiri, dimanapun dan kemanapun kamu..

Sekarang aku sedang menggambar rencana masa depanku dari sebuah “AKHIR”. Dulu aku merancang masa depanku dari sebuah “AWAL” sama kamu, menggambarnya perlahan mulai dari sketsa. Tapi gambarnya belum selesai. Karena sekarang aku sendiri, maka sekarang aku belajar menggambarnya dari “AKHIR”.

Minggu, 27 Oktober 2013

Ciri-ciri Orang yang Jatuh Cinta Diam-diam

1. Hampir semua orang yang jatuh cinta diam-diam pernah menelepon orang yang mereka taksir & menutup teleponnya kembali. Hal yang membedakan paling hanya jam mereka menelepon


2. Orang yg jatuh cinta diam-diam selalu bertingkah seperti penguntit

3. Orang yang jatuh cinta diam-diam seperti biasa tahu info orang yang ditaksirnya dari teman, dari pengamatan. Dari keinginan untuk mencari tahu, bahkan sampai hal yang terkecil atas orang yang ditaksir

4. Orang yang jatuh cinta diam-diam memenuhi catatannya dengan perasaan hati yang tidak tersampaikan

5. Orang yang jatuh cinta diam-diam pada akhirnya selalu melamun dengan tidak pasti, memandang waktu yang berjalan dengan sangat cepat & menyesali semua perbuatan yang tidak mereka lakukan dulu

6. Orang yang jatuh cinta diam-diam harus bisa melanjutkan hidupnya dalam keheningan

7. Pada akhirnya, orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa mendo'akan. Mereka cuma bisa mendo'akan setelah cape berharap. Pengharapan yang ada dari dulu, yang tumbuh dari mulai kecil sekali hingga makin lama makin besar. Lalu semakin lama semakin jauh

8. Orang yang jatuh cinta diam-diam pada akhirnya menerima

9. Orang yang jatuh cinta diam-diam paham bahwa kenyataan terkadang berbeda dengan apa yang kita inginkan. Terkadang yang kita inginkan bisa jadi yang tidak kita sesungguhnya butuhkan & sebenarnya yang kita butuhkan hanyalah merelakan

10. Orang yang jatuh cinta diam-diam hanya bisa seperti yang mereka selalu lakukan, jatuh cinta sendirian

Minggu, 22 September 2013

Suka

Seberapapun menyukai, jikalau terlalu berlebihan akan menjadi menakutkan.

Beberapa pernah berkata suka dengan terang-terangan, beberapa bahkan tak mengungkapkan tapi membuatnya seolah menjadi teman biasa, beberapa tidak berani berkata suka, tapi diam-diam mengirim pesan. Beberapa dari mereka justru diam dan menjadikannya jarak.

Tentang lelaki. Tidak masalah apapun perasaan yang mereka simpan. Yang jadi masalah adalah bagaimana mereka menunjukkan. Bukan melebih-lebihkan. Bukan, bukan tentang suci, orang alim atau bagaimana. Bukan, bukan tidak mau terbuka atau membatasi hubungan. Hanya saja ada beberapa hal yang selalu terpikirkan sebagai perempuan. Bukan, ini juga bukan tentang gender. Bukan juga sombong atau angkuh.

Tentang hal yang never ever I’ve been shared dengan siapapun. Tentang hal yang benar apa yang Allah katakan, “Jagalah pandanganmu, auratmu, rendahkan suaramu wahai perempuan”.

Untuk beberapa hal, terkadang aku merasa melakukan hal yang masih belum pantas sebagai seorang perempuan. Menjaga pandangan, pakaian, bersikap, masih banyak lagi. Tapi ada satu hal yang sampai saat ini masih aku khawatirkan. Bukan tentang orang lain kepada kita, tapi tentang kita kepada orang lain. Khususnya lawan jenis.

Semakin kesini aku semakin mengerti kenapa perempuan harus berhati-hati, harus menjaga, lebih banyak diam, merendahkan suara, menundukkan pandangan dan lain sebagainya. Ya, perempuan adalah segalanya. Perempuan adalah back luar biasa jika mereka perempuan mengerti. Bagiku perempuan ibarat rumah tempat beristirahat, meredakan marah, meredam gundah, dan menenangkan. Bagiku perempuan tidak pernah lemah. Hanya saja pribadi mereka yang menjadikan nilai bagi diri mereka sendiri.

Terimakasih untuk mereka lelaki yang masih menghargai, untuk mereka lelaki yang masih sopan dalam menyukai.

Jumat, 30 Agustus 2013

Begitu Banyak Tanda Tanya "?????"

Sebenarnya, apakah itu perasaan?
Keinginan?
Rasa memiliki?
Rasa sakit, gelisah, sesak, tidak bisa tidur, kerinduan, kebencian?
Bukankah dengan berlalunya waktu semuanya seperti gelas kosong yang berdebu,
Begitu-begitu saja, tidak istimewa.

Malah lucu serta gemas saat dikenang.
Sebenarnya, apakah pengorbanan memiliki harga & batasan?
Atau priceless, tidak terbeli dengan uang, karena kita lakukan hanya untuk sesuatu yang amat spesial di waktu yang juga spesial?
Atau boleh jadi gratis, karena kita lakukan saja & selalu menyenangkan untuk dilakukan berkali-kali.

Sebenarnya, apakah itu "kesempatan"?
Apakah itu makna "keputusan"?
Bagaimana mungkin kita terkadang menyesal karena sebuah "keputusan" atas sepucuk "kesempatan"?
Sebenarnya, siapakah yang selalu pantas kita sayangi?

Dalam hidup ini, ada banyak sekali pertanyaan tentang perasaan yang tidak pernah bisa terjawab

Rabu, 28 Agustus 2013

Berpikirlah Normal

Kecewa...
Iya aku tahu!!!
Jangan bertingkah seolah - olah hanya kau satu-satunya orang yang pernah dikecewakan.
Apa aku tidak kau buat begitu?
Bukankah waktu penguasa segalanya?
Hanya saja mungkin kau pikir hanya kau manusia di bumi ini.
Aku tahu, melukaimu adalah hal yang bisa menyulut semuanya.
Semacam menyulut kata perang di tengah suasanan damai selama ini.
Yang kau tahu, aku yang membuatmu seperti itu.
Kau tidak tahu betapa aku tersakiti dan dikecewakan oleh pembuat kecewa lain.
Dan aku rasa dia bukan manusia.
Cukup satu yang aku minta.
Berpikirlah jernih...
Aku ini siapamu...

Senin, 17 Juni 2013

Aku Ingin Marah Dalam Diam

Kemarahan bisa terjadi pada siapa saja, kapan saja, dan dimana saja. Bahkan, oleh hal-hal yang sebenarnya sangat sepele dan seharusnya dapat diatasi dengan tenang sekalipun. Ketika seseorang sedang marah, tak diragukan lagi berbagai hal yang paling nekat, aneh, dan menakutkan pasti bisa dilakukan. Maka, dapat dipastikan bahwa kemarahan ini akan menimbulkan efek yang sangat buruk baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain.


Lantas, bagaimana cara kita meredam amarah yang muncul sehingga berbagai dampak buruk yang mungkin timbul dapat dicegah?

Dalam sebuah Hadist dikatakan : ”Ajarilah (orang lain), mudahkanlah, jangan mempersulit masalah, kalau kalian marah, maka diamlah” (H.R. Ahmad). Demikian pula dalam ajaran Kristen diajarkan pula demikian : ”Hai saudara-saudara yang kukasihi, ingatlah hal ini: setiap orang hendaklah cepat untuk mendengar, tetapi lambat untuk berkata-kata, dan juga lambat untuk marah; sebab amarah manusia tidak mengerjakan kebenaran di hadapan Allah.” (Yak 1 : 19-20). Dan ; “Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa; berkata-katalah dalam hatimu di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam.” (Mazmur 4:5)

Maka, dari kedua ajaran tersebut diatas kita dapat ambil pelajaran bahwa memang amarah bukanlah sesuatu yang baik dan cara pertama untuk mengatasinya adalah dengan DIAM.

Ya, diam adalah langkah pertama yang bisa kita ambil untuk mengatasi kemarahan. Tapi seringkali kita gagal untuk melakukan tindakan pertama ini. Malahan, yang sering terjadi kita justru terpancing oleh tindakan orang lain dan perasaan kita sendiri untuk melampiaskan amarah kita pada hal-hal yang negatif dan justru menyebabkan amarah kita semakin memuncak.

Untuk bisa diam, tentunya adalah sebuah keputusan kita sendiri. Ketika kita memutuskan untuk diam, menarik nafas dalam-dalam dan memasang senyum pada bibir kita itu sudah menjadi langkah positif bagi kita untuk keluar dari zona kemarahan.

Begitu kita sudah bisa menenangkan diri, tentunya kita harus juga berfikir bagaimana solusi yang bisa kita ambil dari permasalahan yang sedang kita hadapi. Apabila kita sedang marah pada pasangan atau rekan kita, langkah terbaik adalah memberikan kesempatan padanya untuk mengemukakan perasaannya dan tahan kuat-kuat keinginan untuk melontarkan serangan balik.

Selama kita mendengar keluhannya, berikan perhatian penuh dan jangan acuhkan setiap apa yang dikatakannya. Mungkin kita berpendapat bahwa melihatnya saja sudah bisa diartikan bahwa kita sedang menyimak perkataannya. Namun jangan lupa pula untuk menggunakan bahasa tubuh yang baik selama dia menyampaikan semua uneg-unegnya. Tataplah dirinya dengan tenang, jangan mendongak, dan jangan melipat kedua tangan di dada. Tampilkan kesan bahwa Anda memang memperhatikan dan beritikad baik untuk keluar dari masalah yang sedang dihadapi.

Jika dia sudah selesai bicara, maka sekaranglah saatnya Anda untuk berbicara. Namun ingat, dalam menyampaikan pendapat kita tentu saja harus dengan tenang, jelas, dan tegas. Jangan sampai apa yang akan kita sampaikan justru menjadi bahan bakar yang semakin menyulut kemarahannya. Tentu saja kita juga harus cerdas dalam menggunakan bahasa yang tepat dan pikirkan setiap perkataan yang akan disampaikan sehingga kita sendiri tidak salah bicara. Setiap kesalahan ucapan yang kita sampaikan berpotensi untuk membuat kemarahannya kembali memuncak.

Bila kesalahan memang ada pada diri Anda, jangan sungkan-sungkan untuk meminta maaf dan menyampaikan penyesalan Anda dengan tulus. Jangan pula memaksakan diri untuk melakukan pembelaan yang sebenarnya sia-sia karena Anda memang ada dalam posisi yang salah. Sebaliknya apabila kesalahan ada pada orang lain, pastikan Anda menyampaikannya secara baik dan jelas sehingga tidak menimbulkan sakit hati yang dapat semakin memperuncing permasalahan.

Bagaimana bila Anda sendiri sedang dalam kondisi tidak bisa berpikir secara jernih dan berbicara dengan kondisi yang baik? Untuk hal ini ada baiknya Anda sampaikan padanya dengan baik-baik bahwa Anda minta sedikit waktu untuk diam lebih lama lagi. Dalam hal ini, duduk diam sambil meminum segelas air putih mungkin bisa sedikit membantu Anda.

Nah, semoga mulai sekarang kita tak lagi menjadi orang yang dikendalikan oleh kemarahan, namun sebaliknya kita bisa mengendalikannya dengan baik dan dengan cara yang tepat sehingga kita tak lagi menjadi orang yang mudah marah. Sebab, orang yang kuat adalah orang yang bisa mengendalikan dan menahan amarahnya.

Minggu, 09 Juni 2013

Thank's For Everything

Kau tahu, mungkin aku belum mampu setegar kau. Walau kadang kau bertingkah lebih dari anak-anak sekalipun. Aku belum mengerti bagaimana menempatkan hatiku di banyak tempat, bagiku semua sama saja, aku ingin marah, menangis atau kecewa.

Kau tahu, kau seringkali membuatku terluka dengan caramu marah, marah, dan marah. Tapi kau tahu, aku mulai mengerti ketika aku merasakan berbeda, aku merasa lebih aman kemanapun aku pergi.

Kau tahu, aku berusaha menjadi perempuan yang lebih kuat dengan kemarahanmu. Aku tahu, ini caramu menyayangiku, dan ini caramu menjagaku sekalipun kau jauh dariku.
Terkadang aku iri terhadapmu, aku selalu melihat kau mampu, apapun yang ada di depanmu. Entah itu kau sembunyikan dariku karena kau selalu berusaha terlihat baik-baik saja di hadapanku. Tapi aku tahu, kau menyimpannya jauh di hatimu.
Aku ingin...
Aku ingin...
Tapi aku masih belum mampu bertahan dengan cara seperti itu. Aku belum mampu setegar itu.
Terimakasih untuk segalanya...
Kau ajariku bertahan dalam hidup. Kau ajariku terluka untuk tegar.
Ajari aku lebih dari ini...


For my understanding and loving partner  :)
I’ll always remember ours..
Thank's for everything darl..

Jumat, 07 Juni 2013

Why Me?

Suatu ketika ada hal-hal yang dilupakan para pria ketika mengucapkan, “Will you marry me?” atau “Will you be my wife?. Ya, menjelaskan perihal apa yang membuat kalian begitu yakinnya berlaku demikian. 


Hmmm, wanita perlu diyakinkan apa yang membuat kalian para pria berkata begitu. Tentu ada alasannya bukan? Banyak hal-hal kecil yang dilupakan para pria, itu baru salah satunya. Jika tidak demikian, bisa saja nanti kalian berpaling memilih yang lain dan akan berdalih, “semua berjalan seiring waktu”, alasan klise. Maka dari itu kami butuh jawaban yang meyakinkan mengapa kalian memilih kami, bukan mereka yang berjuta diluar sana, kami butuh untuk sebuah komitmen bukan sekedar menguji. Jika Sang Khaliq mengizinkan, semua akan indah pada waktunya, begitu juga pernikahan yang terjadi, indah untuk satu dan hingga akhir hayat. Itu do'a para pengantin baru bukan?


When this moment will be happen to me, I ask him surely, it’s snazzy know you? hahaha.. Kalau belum bertemu jawabannya, maka jawaban, “Yes, I will” juga saya pending, Anda jual saya beli, Anda berhutang, saya nyicil dong, hahaha... :D

Kamis, 06 Juni 2013

Man Shabara Zafira :)

Setiap sabar ada batasnya, Muhammad ku tak pernah mengajari begitu. Yang aku tau Muhammad ku mengajari “Bersabarlah, jika marahmu tak terbendung, maka diamlah”. Sabar yang ada batas berarti memiliki porsi sendiri dalam hal lainnya, porsi marah, porsi iri, juga porsi dengki. Allah tak pernah melarangmu berkata-kata dalam diammu, menangis dalam sedihmu, kau masih punya tempat untuk mengadu bukan?


“Man Shabara Zafira, Siapa yang bersabar pasti beruntung”, seperti itulah yang dijarkan Muhammad ku. Itu sangat keren bukan?
Ya, sekali dua kali aku pernah mempraktekkan semacam ini, itu lebih baik rasanya. Lebih lapang rasa di dadaku, nafasku begitu lancarnya mengalir dan nyaman. Muhammad ku lah yang mengajariku, dan Tuhan ku lah yang menyelimuti hatiku. Tutup matamu untuk sejenak, hirup nafas yang dalam dan katakan, “aku maafkan dan aku ikhlas untuk apa yang telah membuat hatiku sempit, mati, kecewa, dan luka”. Sungguh, semua terasa lapang dan begitu ringannya melakukan sesuatu yang kau ingin.


Jadilah orang yang tenang dalam kecewa, anggun didalam marah. Memudahkan didalam sulit, melapangkan didalam sempit. Mengikhlaskan didalam luka, memaafkan didalam sakit.


Hakuna Matata !!!! Jadilah hidupmu mudah dan damai tanpa menyakiti apa yang tak seharusnya kau sakiti. Dan ucapkanlah dalam kegalauan serta kegundahanmu :
“Innahuu min sulaimaana wa innahuu bismillahirrahmaanirrahiim. Alla ta’luu ‘alayya waktunii muslimiin”.

Selasa, 04 Juni 2013

Mungkin Tuhan Punya Cara Lain.

Lebih baik dibenci daripada tidak dipedulikan. Setidaknya orang yang membenciku masih punya waktu untuk mempedulikanku.
- Fiersa B

Aku tak begitu pintar untuk bersanding denganmu. Ketika kau kerap berucap untukku berpikir dengan kepintaranku. Kepintaranku tak sepadan dengan kategori pintarmu. Mungkin juga kau beranggapan aku bodoh ataupun dungu.

Kita berbeda, aku suka rumah dan kau suka kebebasan. Tapi perbedaan bukan untuk saling memaksakan. Aku suka rumah, bukan berarti aku memaksamu untuk menyukai rumah dan selalu pulang. Kau suka kebebasan, bukan berarti kau memaksaku untuk mencintai kebebasan pula.

Aku memberi celah bagi kebebasanmu, apa aku juga tak berhak atas kebebasanku. Tidak, jangan kau artikan kita menuju “kebebasan” dengan maksud yang sama. Kebebasanku adalah kebebasan di dalam rumah. Kebebasan untuk di dengar, kebebasan untuk mengingatkan, dan kebebasan untukku diperlakukan adil di rumahku.

Ataukah mungkin hubungan kita mulai berkembang arogan dan egois?
Mencintai bukan membenarkan segalanya. Mencintai bukan tak ada perselisihan.

Jika kau berlaku hal yang jika orang lain lakukan padamu kau merasa sakit, jangan pernah lakukan pada orang lain. Kau saja tidak bisa menerima, apalagi orang lain? Segalanya diciptakan seimbang bukan?

Mungkin Tuhan punya cara lain untuk menerjemahkan perasaan kita. Atau kebersamaan kita. Apa kau masih memikirkanku ketika kita sama sama sulit? Apa kau masih memikirkanku ketika aku membutuhkan diwaktu kita tak berbaikan? Apa kau masih memedulikanku diwaktu kau marah? Apa kau memberiku celah ketika aku juga melakukan hal yang sama sepertimu? Aku masih.

Ditinggalkan. Untuk kesekian kali cukup bagiku. Mungkin Tuhan punya cara lain menunjukkan jalan padaku. Mungkin Tuhan punya cara lain mengajarkan aku lebih kuat dengan cara-cara seperti ini.

Sabtu, 01 Juni 2013

Hal Yang Sering Menjadi Penyebab Pertengkaran

Tanpa disadari, terkadang kata “egois” menjadi hal yang paling sering diungkapkan atas terjadinya pertengkaran. Ini bisa terjadi kepada hubungan yang masih pacaran, atau bahkan yang sudah berumah tangga.

Meski membuang sifat buruk pada diri masing-masing tak dapat dilakukan sekaligus secara instan, cobalah untuk terus berusaha. Namun bukan berarti Anda harus berubah segala-galanya. Ketahui mana yang baik untuk dirubah pada diri masing-masing, bergeserlah secara perlahan-lahan. Anda tentu mendambakan sebuah hubungan yang harmonis dan mampu menghadapi banyak cobaan bukan? Lalu apa saja hal yang sebenarnya sering menjadi pemicu pertengkaran dalam hubungan?


1. Ketidakpercayaan
 Sebuah hubungan dibekali oleh rasa saling percaya. Tanpa adanya rasa tidak percaya satu sama lain, dapat memicu berbagai hal yang dapat memicu timbulnya pertengkaran. Pertengkaran yang tidak dapat diselesaikan dengan baik akan dapat menimbulkan perpisahan. Maka dari itu, tumbuhkanlah rasa saling percaya diantara hubungan kalian. Jika memang sudah terlanjur tumbuh rasa ketidakpercayaan, segera ketahui apa penyebab ketidakpercayaan yang timbul diantara Anda berdua, dan coba bicarakan dengan baik-baik untuk mencari solusi terbaik.

2. Terlalu Posesif
 Mencurahkan perhatian itu wajar, namun sikap yang terlalu posesif, dan over protective, akan membuat pasangan seperti hidup dalam penjara. Ia akan lebih rentan melakukan kebohongan untuk menghindari pertengkaran. Dan suasana tidak nyaman yang sering ditimbulkan, dapat memicu terjadinya perpisahan. Jangan sampai pasangan Anda merasa lebih nyaman berada di dekat orang lain, daripada di dekat Anda. Hindari pemicu terjadinya perselingkungan seperti ini dalam hubungan Anda.

3. Beban Pikiran yang Besar/ Stress
 Stress yang ditimbulkan dari luar hubungan dapat mempengaruhi sebuah hubungan jika Anda tidak dapat mengelolanya dengan baik. Begitu pula stress di dalam hubungan Anda. Situasi seperti ini harus segera dicari solusinya. Coba lakukan sesuatu yang dapat meredam stress dan meringankan beban pikiran Anda. Juga jangan jadikan hubungan Anda sebagai pelampiasan stress yang Anda alami, namun jadikan hubungan Anda sebagai tempat meredam stress Anda.

4. Menyimpan Rasa Dendam
 Rasa dendam adalah hal yang harus dihindari. Jangan jadi seseorang yang pendendam. Lihat kembali, kemana tujuan hubungan Anda berdua. Masa depan adalah yang utama. Lupakan masa lalu, dan buang rasa dendam.

5. Kurang Berkomunikasi
Salah satu kunci keberhasilan dalam berhubungan adalah membuka ruang komunikasi dengan baik. Berdiam diri dan menyimpan perasaan kesal berlama-lama bukanlah hal yang baik. Dari hal kecil hingga hal besar, cobalah untuk berdiskusi dan berkomunikasi dengan pasangan, untuk membina saling keterbukaan satu sama lain. Keterbukaan inilah yang dibutuhkan untuk membuat sebuah hubungan, juga membangun pribadi masing-masing menjadi lebih selaras, menjadi lebih baik dari waktu ke waktu.

6. Selalu Mempertahankan Ego dan Berselisih Pendapat
Penyebab pertengkaran yang juga sering disebut-sebut adalah akibat egoisme. Kurangnya komunikasi, atau adanya kecurigaan membuat masing-masing memiliki persepsi yang berbeda. Cobalah meredam ego dan menjadi pendengar yang baik terlebih dahulu. Belajar bersikap saling memberikan simpati dan empati. Perbedaan pendapat itu akan jadi hal baik, jika Anda dapat mengelola perbedaan tersebut untuk mendapatkan jalan tengah, dan menjadi sebuah keselarasan bagi hubungan Anda. Cobalah melihat berbagai hal lebih banyak dari sisi positifnya, ketimbang dari sisi negatifnya.

7. Hubungan dengan Mantan Kekasih
 Ketahui batas kewajaran hubungan antara Anda dan mantan kekasih, ketika Anda sudah punya hubungan baru. Hargai dan ayomi pasangan Anda sebagai seseorang yang punya tempat lebih spesial di hati Anda saat ini. Cobalah untuk tidak membandingkan pasangan Anda yang sekarang, dengan mantan kekasih. Fakta ini juga sering menjadi penyebab pertengkaran dalam suatu hubungan.

8. Menganggap Pasangan Bukanlah Hal Penting
 Jangan posisikan pasangan Anda sebagai seseorang yang tidak penting dalam hidupnya. Anda dapat menyeimbangkan antara kehidupan hubungan Anda dan pasangan dengan kehidupan Anda dan lingkungan sosial Anda dengan baik. Cobalah saling memahami posisi masing-masing di luar hubungan Anda, agar Anda tidak perlu lagi menjawab pertanyaan, siapa yang yang lebih penting.

9. Merasa Tak Perlu Minta Maaf
Apakah Anda pernah merasa tak perlu minta maaf pada kekasih Anda? Ketahuilah, bahwa kata maaf bisa menjadi peredam yang baik atas kemarahan yang ada. Namun kata maaf itu harus dari hati, dan disertai dengan perilaku kenyataanya, bukan hanya di bibir saja. Jangan gengsi atau malu untuk meminta maaf, jika memang Anda melakukan kesalahan. Anda dapat saling memperbaiki kesalahan untuk menjadi seseorang yang lebih baik lagi dan dapat saling mengambil hikmah dari kesalahan.

Minggu, 26 Mei 2013

Sometimes I Feel Unbelieve, But I Still Stand Here ..

Harus Bagaimana ?
Ya, mungkin aku hanya harus diam saja dan pura-pura tidak terjadi apa-apa. Sekalipun luka rasanya, tapi aku rasa aku harus terbiasa demikian. Everything is ok ! Begitu kan ???
Oh iya, suatu waktu aku juga pernah merasa tidak mempercayai apapun, bahkan aku merasa tersingkir dari semua ini dan hidup di pinggir. Ya, menyedihkan as you look… Bahkan terkadang aku menangis sendiri dan berteriak.

Lalu Harus Bagaimana ?
Tidak ! Tidak ! Aku hanya harus selalu bergembira dan tersenyum dan baik-baik saja. Tapi argh ! , aku tetap saja wanita bukan ? Dan satu-satunya yang bisa aku lakukan hanya berangan-angan, andai saja seperti ini…. and then, as usually Rolling Rolling On the Floor so T.T

Kemudian Harus Bagaimana ?
Baiklah , aku harus menata kembali hidupku, meskipun hanya di duniaku sendiri. Tapi setidaknya aku lebih dari sekedar berangan-angan. Aku rasa ini lebih baik, dari pada aku terus berangan, berharap, dan kemudian hanya bersedih !

Akhirnya Harus Bagaimana ?
Inilah akhirnya, aku harus terbiasa dan tetap memandang lurus ke depan. Yap Yap ! Putuskan sendiri bagaimana menjalani semuanya dan jangan biarkan hidupmu menyadihkan, sekalipun luka…. Tap tap tap, nikmati saja dan kau rasakan betapa dirimu kuat dan lebih baik dari yang kau kira. Beginilah hidup, jangan biarkan sesuatu membuatmu luka.

katakan saja, AKU TERLALU KUAT JIKA HANYA DENGAN ITU ! Bergembiralah sepanjang waktu yang kau mau, sekalipun luka mengiringimu :)

Selasa, 21 Mei 2013

Pas Lagi Sedih, Ngapain?

1. Mewek. Bukan, bukan karena cengeng tapi lebih karena telah berusaha melawan dunia yang sedemikian besar dengan kekerdilan diri sendiri. Nangis di kamar, tutup gordyn, matiin lampu, ambil tissue, mulai deh. Sampe mata bengkak dan ampas tissue bertebaran, hingga akhirnya tertidur sendiri. Pas bangun rasanya cukup relieved.

2. Gigit bantal. Saking geramnya lagi sedih mau marah ga bisa. Oke, gigit bantal lebih baik buat melampiaskan emosi. It works! rahang jadi cape, pegel sendiri akhirnya emosi reda sendiri.

3. Naik Angkot Turun Angkot kemana suka. Percaya atau ga, sepanjang jalan yang aku lewatin merenggut galau dan sedih yang lagi dateng. Seolah-olah kesedihan dan kemarahan bercecer satu persatu dijalanan. Sampe akhirnya pulang…. lega deh. Yes, I’m proud of you, thanks always be there angkot.

4. Nyanyi. Sadar banget suara pales, Just because I’m not a good singer didn’t mean I will stop to sing.

5. Nongkrong di Book Store. Sayangnya yang satu ini udah mulai berkurang, it cause some reasons: 1. Tempat tongkrongan biasa aku ngemper ditutup; 2. Jadwal kerja padat ga punya banyak waktu lagi ngemper di toko buku kecuali bener-bener butuh buku.

6. Menghindari orang. Udah cukup banyak yang kena getah. Kan kasian ya? Lebih suka menyendiri sampe sedihnya hilang. I love being alone, but I hate being lonely, beda ya sama orang yang suka apa-apa sendiri dan ga mau bergaul.

Selasa, 09 April 2013

Dalam Pilu yang Miris

Saat aku benar - benar yakin ketika aku mencintaimu,
aku tak ingin melepaskanmu, bahkan memperjuangkanmu.
Aku membanggakanmu di tengah orang mencibir perjuanganku.

Namun ketika aku tau aku salah ketika memperjuangkanmu,
aku rela melepasmu, rela yang belum ikhlas.
Ini bukan salahmu, ini salahku karena percaya terhadap setiap kata yang kau ucap.

Ini salahku karena terlalu serius mempermainkan permainan yang kau buat.
Ini salahku karena tenggelam terlalu dalam ke dalam riak yang kau buat.
Ini salahku karena terlalu jujur terhadap perasaanku, yaitu mencintaimu.

Aku rela..
Dan mau tidak mau harus rela, karena kau bukan milik ku dan tidak akan pernah.
Kau juga bukan kiri ku, karena kanan hanya ada satu kiri, yaitu dia. Bukan aku!
Kau juga bukan untukku..
Tidak akan pernah!

“Ketika hal yang aku perjuangkan itu salah, aku pun menyesali diri sendiri”

Senin, 08 April 2013

Tuhan Saja Memaafkan, Kenapa Kau Tidak?

Ya aku tau, Tuhan Maha segalanya, tapi aku bukan Tuhan.
Aku memaafkan, tapi aku masih belum mampu melupakan.
Satu yang selalu aku pikirkan, “apakah akan terulang lagi?”
Ya, aku percaya padamu, sangat percaya untuk saat ini.
Tapi ada perasaan yang tak bisa dijelaskan dengan kata-kata padamu.


Aku sering kali bermimpi tentang suatu hal,
dan perlahan mimpi itu dinampakkan Tuhan padaku.
Aku tidak takut, aku hanya khawatir bagaimana reaksiku nanti.
Aku khawatir tak mampu berpikir jernih.
Aku khawatir menjadi kejam pada mereka yang sekaum.


Ku bukan orang orang suci,
Untuk Tuhanku aku akan belajar,
Sungguh aku ingin seperti Aisyah,
Sungguh ketika hatiku terluka ketika mengingatnya,
Aku tak ingin bibirku berkata,
Sungguh aku tak ingin melukaimu dengan luka yang aku rasakan,
Karena Tuhan perlahan mengajarkanku,
Bahwa kesalahan tak selamanya menjadi kesalahan.


Kau pun pernah terluka olehku,
terluka olehku, namun kau juga belajar memaafkanku.


Terima kasih untuk semua cinta,
Terima kasih selalu mengingatkanku,
Terima kasih selalu ada untukku.


Loving you as always.

Senin, 01 April 2013

Tentang Cinta, Tak Ada Yang Harus Disesali


Setiap orang akan jatuh cinta, pertama dan satu-satunya. Seseorang akan mendobrak pintu hatimu dan mengobrak-abriknya tanpa bisa kau kendalikan. Lalu hanya akan ada satu dari dua hal yang ditinggalkannya: kenangan manis atau kenangan buruk. Keduanya sama-sama mengerikan. Mereka tidak akan pernah lepas dari ingatanmu, dari hatimu, dari setiap helaan napas yang kau ambil. Kenangan itu akan muncul di setiap kilasan lagu yang membuatmu teringat. Muncul di kilasan wajah yang kaupikir adalah dia. Muncul di sesakkan napas yang telanjur kau ambil karena memandang punggung yang mirip dengan punggungnya, atau hirupan parfum yang tercium seperti wangi tubuhnya. - Adzimattinur Siregar
Satu hal yang sampai hari ini tertanam dibenakku:
“Ingat, jangan mau dengan pria yang pernah berpacaran. Layaknya mobil, perawatan mobil bekas lebih mahal dan merepotkan ketimbang mobil baru.”

Aku bukanlah orang suci yang pantas menilai ini salah dan ini yang benar. Aku bukanlah orang yang melegalkan ataupun mengilegalkan pacaran. Bagiku pacaran hanya untuk menamainya. Masing-masing orang siapa yang berhak menilai? Hanya Tuhan.
Tapi satu yang aku yakini, pacaran tidaklah sebaik ekspektasi yang aku dan mereka jelaskan. Kalaulah aku boleh memilih aku tidak mau berpacaran, bukankah lebih baik menikah saja? Dan satu hal yang sejak hari itu hingga saat ini yang selalu aku yakini,
“Hidup dan pernikahan jangan pernah disesali, kedua-duanya akan selalu menghadirkan yang baik dan yang buruk. Bertanggungjawablah.”

Memilih itu mudah, tapi kau harus paham, memilih haruslah dengan logika, waspadalah dengan hati. Tak sedikit orang mampu bertanggungjawab dengan apa yang telah ia pilih. Kau tau? mereka orang-orang pengecut yang tak siap dengan resiko yang ia pilih.
Maaf jika kau memandang aku terlalu keras memperlakukan. Tapi yang harus kau tau, Cinta bukanlah hal yang mudah untuk dijaga. Cinta tak semudah itu, tak semudah itu.

Untuk beberapa hal, seseorang akan salah memilih. Namun jika ia memperhatikan dengan amat teliti, apa yang ia pilih akan menampakkan wujudnya. Banyak yang teronggok memperkenalkan diri sebagai berlian yang anggun. Jika kau perhatikan dengan amat teliti, berlian yang sejatinya berlian anggun tertimbun jauh dalam onggokan berlian yang menampakkan dirinya.
Bukan, bukan aku berlaku kejam pada kaum mereka, hanya saja memberi batas agar tak merasakan luka yang tak perlu. Bukan pula mengajarkan wanita menjadi keras dan kasar, hanya saja tegas dan berhati-hati dengan cinta. Karena sejatinya ada dua cinta yang tumbuh dalam hati, cinta sebenarnya cinta dan cinta yang membuai, inilah cinta buta.
Aku hanya tak ingin mengulang kesalahan yang sama tentang cinta, tentang cinta dengan kebodohan, cinta dengan janji. Kau tau? tak seorangpun bisa menjanjikan cinta! Ingat itu!!
Aku dengan pilihanku, aku akan mempertanggungjawabkan keputusanku pada Tuhanku. KepadaNya aku menggantungkan cintaku. Tuhanku Maha Tahu apa yang ada dihatiku. Kau tahu, jikalau aku bisa mundur ke masa lalu, aku tak akan memilih pacaran. Pacaran adalah kesalahan besar yang aku buat bersama pilihanku.

Bersyukur, Tuhan memisahkanku dan dia dalam jarak, dalam jarak yang menyadarkanku, tak ada yang mampu mengendalikan, membolak-balik hati, dan memastikan cinta. Hanya Dia, Dia yang akan menjaganya. Menikah adalah satu-satunya tujuanku untuk mengakhirinya. Tapi satu hal yang harus kau logikakan pula, menikah bukan perkara mudah. Menikah adalah tanggung jawab hidup dan mati, dunia dan akhirat.
Beruntung Tuhan meunjukkan bagaimana harus mencintai, beruntung Tuhan selalu mengingatkan kesalahan aku dan dia dalam mencintai. Aku tak pernah tau bagaimana akhirnya dan apa yang akan terjadi nanti. Ya kami memang bisa mengakhiri hubungan pacaran, tapi siapa yang memastikan bisa mengakhiri cinta? Tak ada. Hanya Dia.
Yang aku tau aku bersyukur dengan jarak kami, jarak yang ikut menjarakkan kami dengan kebodohan, namun tidak menjarakkan kami dengan hati.

Banyak hal yang harus dipersiapkan untuk mengucap ijab kabul, Imamku.. Imamku.. Jika cinta mampu memudahkan upayaku untuk menuntunnya, aku upayakan demi Tuhanku.
Untuk cinta yang bodoh aku menyesal, tapi untuk cinta sedikitpun aku tak menyesal. Tuhanku menitipkan padaku rasa yang harus aku pertanggungjawabkan. Sia-sia aku menyesali cinta. Tak ada seorangpun yang mampu menolak cinta. Kau tau? Tuhan yang berhak menilai, Tuhan yang berhak.
Ada keburukan yang harus ditinggalkan dan ada keburukan yang harus diperbaiki. Aku bukan malaikat yang selalu benar dan baik. Bukankah mencintai itu saling?
Masih ada waktu memperbaiki diri satu sama lain, masih ada waktu.

Untuk luka yang tak perlu aku rasakan tapi masih aku rasakan,
Untuk kebodohan yang aku sesali,
Untuk cinta yang tak akan pernah aku sesali. 
Berhati-hatilah dengan hati dan cinta.
Berhati-hatilah, jangan sampai kau merasakan luka yang seharusnya tak perlu kau rasakan.
Semoga aku, dia, dan kau tak akan mengulang kesalahan yang sama dalam cinta

Rabu, 20 Maret 2013

Untuk Sebuah Hati

Saat perasaaan 2 insan bertemu
Saat itulah aku belum menyadari atas apa arti takdir sebenarnya

Aku bukan seorang penakut untuk mencari tahu
Namun sebuah penghalang besar menghadangku
Membuatku ragu untuk melangkah
Aku takut cinta lain yang menahanku
Membuatku harus terus melihat kebelakang

Namun aku tahu tatapanmu adalah sebuah isyarat bagiku untuk maju
Tapi langkahku terhenti saat menyadari siapa diriku
Aku hanya sebutir pasir
Kau bintang terindah dialam semesta

Kita seharusnya tidak bertemu
Ini kesalahan fatal dari sebuah takdir
Tapi kenapa semua ini terjadi?
Aku tidak tahu apa yang harus aku lakukan
Apa aku hanya bisa diam?
Diam ditempat dan tidak pernah maju?

Untuk sebuah hati...
Aku akan mencari tahu tentang perasaan ini & aku akan menjaganya

Untuk sebuah hati yang terbuat dari kristal yang amat indah
Meskipun aku tidak bisa menggapaimu
Kau akan tetap dihatiku

Minggu, 17 Maret 2013

Kamu, kenangan tentang luka & cinta... :'(

Ku tahu cerita kita hanyalah kisah yang direka, tak akan mewujud nyata. Ku yang salah membiarkan diriku jatuh begitu mudah dalam pesonamu.

Ku kemasi rindu & harap ini, tak ada tempat utk ku dalam kisahmu. Kau & dia, telah lama saling berbagi hari bahagia bersama. Hangat pelukmu hanyalah untuknya.

Aku hanyalah sebuah jeda dalam nafasmu, sementara dia adalah udara yang kau hirup dalam setiap hela. Ku putuskan untuk berhenti berharap & ku tahu bahwa luka akan mendewasakanku.

Namun, kadang malam membuatku meragu & kembali bertanya. Benarkah dirimulah cinta yang selama ini ku cari sepanjang waktu? Kau, berilah aku isyarat. Satu kali saja.

Jumat, 15 Maret 2013

Semalam, Aku Malu Pada Tuhan Dengan Cintaku

Kurasa semalam mengikhtisarkan apa yang aku pikirkan. Kompleks...
Kau tahu tidak? Aku mulai berpikir, ketika aku tidak siap mendapati lagi.
Orang bilang, mencintai itu jangan mengeluh. Mencintai itu jangan bersedih, mencintai itu jangan berpaling.


Kurasa aku masih belum paham apa yang orang maksud. Cengeng ya? Aku memilih mencintai tapi tidak siap?


Bukan, bukan aku tidak siap berada dalam keadaan terburuk mencintai. Hanya saja, aku masih tidak siap ketika aku tidak menemukan lagi utuh apa yang aku cintai.


Kurasa Tuhan mengajari cinta dengan memberi yang terbaik. Aku malu pada Tuhan, malu mengenai cara aku mencintai. Malu dengan teoriku dalam mencintai.


Kurasa aku tidak siap, aku takut karena aku malu pada Tuhan,
mencintai dengan cara yang salah.
Aku belum baik menjadi seseorang yang mencintai.

Senin, 04 Maret 2013

Siapa Lagi?

Siapa lagi yang menemaniku bercerita di malam hari?
Siapa lagi yang rela menghabiskan waktunya mendengar keluh kesah cerita gundah ku?
Siapa lagi yang bisa menjadi motivator pribadi ketika aku serasa putus harapan?
Siapa lagi yang jadi teman baik, juga merangkap sebagai dewasa yang bijak bagiku?
Siapa lagi yang setiap hari aku berharap bisa bertemu dengannya?

Siapa lagi yang akan selalu ada di sebelah kiriku?
Siapa lagi yang akan menjadi ekor mata kiriku?
Siapa lagi yang matanya sangat ingin aku lihat?
Siapa lagi yang senyumnya sangat ingin aku balas?
Siapa lagi yang punggungnya sangat ingin aku tatap ketika pergi meninggalkanku?
Siapa lagi yang kehidupannya ingin aku masuki walau hanya sekedar mimpi?
Siapa lagi yang akan aku rindukan ketika kau tiba2 menghilang?
Siapa lagi yang bisa membuat rasa “nyesek” karena rindu yang tertahan dengan sejuta aktivitas masing2?
Siapa lagi yang menjadi teman dalam setiap mimpiku?
Siapa lagi yang selalu aku khawatirkan ketika kau tidak ada kabar?

Siapa lagi yang menjadi penyemangat ketika aku merasa layu lesu?
Siapa lagi yang akan aku lukis di langit2 kamarku?
Siapa lagi yang akan membuatku tertawa bahkan ketika aku tidak ingin tersenyum?
Siapa lagi yang akan berlalu lalang di kepala lalu hinggap tak mau lepas di otakku?
Siapa lagi yang akan membuatku tetap bisa bernafas dengan sempurna?
Siapa lagi??????????

Selasa, 19 Februari 2013

Annonymous - Ketika Kau dan Tak Seorangpun Mengerti

seseorang yang senantiasa tersenyum riang dihadapanmu
dialah yang sering menyapu air matanya tatkala sendiri,

seseorang yang senantiasa bersenda gurau dihadapanmu,
dia menjadi seorang pemurung tatkala sendiri,

seseorang yang senantiasa menyuntik kata-kata semangat kepadamu,
dia malah menyulam hatinya yang retak seribu,

seseorang yang senantiasa terlihat kuat dihadapanmu,
dia malah senantiasa mengadu lemah dihadapan Tuhannya,

seseorang yang tertawanya mencairkan harimu,
maka saat itulah dia sedang membalut duka didadanya,
seseorang yang senang memberi kepadamu,
maka saat itulah dia menunjukkan apa yang ingin tapi tak pernah mendapatkannya.

seseorang yang senang mengoceh mengeluarkan apa yang dipikirannya
maka disitulah terlihat bahwa dia pertapa setia yang tak mampu bersuara tatkala sendiri.

Senin, 18 Februari 2013

DIA Perencana Yang Paling Baik

Ada hal-hal yang tak mampu dijangkau oleh pemikiran manusia. Setiap kesempitan, kelelahan, kesusahan, dan ketidaknyamanan. Banyak hal yang tak mampu dipahami dengan baik oleh manusia, begitupun aku.



Hanya saja, ketika itu aku merasa Allah hanya ingin melihat seberapa ikhlaskah aku melakukan, mengerjakan, dan menjalaninya. Seberapa sabarkah aku dan seberapa kuatkah aku.



Memang benar, ketika aku pahami itu ada perasaan nyaman dengan semua kesulitan, kesusahan, kesempitan yang telah aku jalani dengan niat “kalau ikhlas, kalau sabar, pasti ada kemudahan lain berdatangan”.



Kesulitan, kesempitan, kesusahan hanya bagi mereka yang paham dengan apa yang Dia rencanakan. Terkadang sulit bagiku mengerti hingga aku terlarut emosi, tapi sungguh ketika aku pahami, segalanya adalah pengantar menuju kemudahan yang lain.

Senin, 04 Februari 2013

Mungkin Sederhana

Tidak, tidak pernah terpikir yang muluk-muluk
hanya saja Allah selalu bersamamu


Tidak, tidak pernah terpikir memaksakan
hanya saja merasa harus berusaha


Tidak, tidak pernah meminta lebih
hanya saja ingin bisa bersama


Tidak, tidak pernah mencoba lari
hanya saja berharap bisa belajar


Karena seseorang pernah berkata,
rasa suka itu wajar
rasa sayang itu anugerah
dan rasa cinta itu amanah


Mungkin sederhana sejak ketika ini dimulai dengan sedikit lebih dewasa
menjaga untuk yang hendaknya terjaga
dan bersyukur untuk yang hendaknya disyukuri
ketika orang lain tak mendapatkan yang kita dapatkan


Jalan kita tentu saja masing masing,
tapi Allah akan selalu ada ketika kita meminta pada-Nya
Aku, Kau, kita berhasil bukan hanya untuk hari ini
tapi berpuluh tahun nanti
untuk orang tua, keluarga, diri sendiri, dan aku harap kita


Mungkin sederhana, semoga Allah selalu menjaga dan mengiringi langkahmu, langkahku
di tempat yang hari ini berbeda


Untuk hal yang tidak pernah bisa kita terka di depan,
terima kasih banyak hingga hari ini :’)

Minggu, 03 Februari 2013

Please, pray for me tonight... :’)

Semua masih kita jalani hingga hari ini,
Kau tau pada mulanya berat bagiku,
Melakukan apapun yang kulakukan di sini,
Dan tentu saja tanpa kau...
Sedih, bahkan ketika bahagia pun,
Kita tak bisa merayakannya bersama.
Aku rindu...
Biasanya selalu ada kau bersamaku,
Biasanya kita selalu berteriak bersama-sama,
Tak apa jika terkadang pertengkaran kecil kita usil,
Tak apa jika terkadang suasana hati bermain dengan kita,
Tapi sekarang sepi bukan?
Aku berjalan sendiri, Kau pun begitu.
Berbeda...
Kau bilang semuanya jalani saja, ya kita jalani ini.
Tapi setidaknya tiap pagi aku mendengar suaramu bangun tidur,
Itu saja cukup membuat kau seolah dekat,
Untuk malam ini...
Aku rindu...
Tak tau apa yang akan terjadi esok,
Yang aku tau hanya aku berusaha untuk yang terbaik,
Dan membawakannya sebagai cerita terbaik untukmu di sana,
Ya, tentu saja kau lagi-lagi tak bisa hadir untukku di sini,
Tapi untukku, aku butuh dukunganmu,
Dukungan yang mampu mengumpulkan seluruh semangatku,
Aku gugup...
Sekali saja, seandainya ada kau malam ini di sini,
Menggenggam tanganku dan menenangkanku,
Mungkin aku sedikit lebih baik,
Untuk malam ini...
Dampingi aku dengan doa dan dukunganmu.
Terima kasih untuk semua hingga hari ini...
Terima Kasih...
For My Best Neymar,
My Understanding and Loving Partner,

Kamis, 31 Januari 2013

Doa Penenang Kesedihan


اَللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ، ابْنُ عَبْدِكَ، ابْنُ أ َمَتِكَ، نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ
قَضَاؤُكَ، أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ، أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُوْرَ صَدْرِيْ، وَجَلاَءَ حُزْنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّي
Ya Allah! Sesungguhnya aku adalah hamba-Mu, anak hamba-Mu, anak hamba perempuan-Mu,ubun-ubunku di tangan-Mu, keputusan-Mu berlaku padaku, qadha-Mu kepadaku adalah adil, aku mohon pada-Mu dengan setiap nama baik yang Engkau gunakan untuk diri-Mu, yang Engkau namakan diri-Mu sendiri, atau yang Engkau turunkan di dalam kitab Engkau atau Engkau ajarkan kepada seseorang daripada hamba-Mu, atau Engkau sembunyikan di dalam ilmu ghaib disisi Engkau, jadikanlah Al-Qur'an sebagai penenang hatiku, cahaya bagi dadaku, pelenyap duka dan kesedihanku.
اَللَّهُمَّ إِنِّيْ عَبْدُكَ، ابْنُ عَبْدِكَ، ابْنُ أ َمَتِكَ،
Ya Allah! Sesungguhnya aku adalah hambu-Mu, anak hamba-Mu, anak hamba perempuan-Mu,
Kemuliaan seseorang bergantung kepada sejauh mana tahap penghambaanya terhadap Allah. Menjadi hamba Allah adalah satu kemuliaan, bukan kehinaan. Allah mengiktiraf baginda Nabi SAW sebagai hamba. Dalam surah Al-Isra’ ayat 1 Allah berfirman:

سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ لِنُرِيَهُ مِنْ آَيَاتِنَا إِنَّه هُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsa yang telah kami berkati sekelilingnya agar kami perlihatkan kepadanya sebagian dari tanda-tanda (kebesaran) kami. Sesungguhnya dia adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui.
Nabi Isa adalah hamba Allah. Baginda mengiktiraf bahwa baginda ialah hamba Allah. Fiman Allah di dalam surah Maryam ayat 30:

قَالَ إِنِّي عَبْدُ اللَّهِ آَتَانِيَ الْكِتَابَ وَجَعَلَنِي نَبِيًّا
Berkata Isa: “Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al Kitab (Injil) dan dia menjadikan aku seorang nabi,
Nabi SAW beribadat kepada Allah sehingga bengkak kaki baginda. Apabila ditanya kenapa baginda berbuat demikian jawab baginda:
أفلا أكون عبدا شكورا
Tidakkah aku ingin menjadi hamba yang bersyukur.


Perkataan عبد bererti seorang hamba lelaki, hamba perempuan di dalam Bahasa Arab ialah أمة Firman Allah( Al-Baqarah 221):

وَلَا تَنْكِحُوا الْمُشْرِكَاتِ حَتَّى يُؤْمِنَّ وَلَأَمَةٌ مُؤْمِنَةٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكَةٍ وَلَوْ أَعْجَبَتْكُمْ وَلَا تُنْكِحُوا الْمُشْرِكِينَ حَتَّى يُؤْمِنُوا وَلَعَبْدٌ مُؤْمِنٌ خَيْرٌ مِنْ مُشْرِكٍ وَلَوْ أَعْجَبَكُمْ أُولَئِكَ يَدْعُونَ إِلَى النَّارِ وَاللَّهُ يَدْعُو إِلَى الْجَنَّةِ وَالْمَغْفِرَةِ بِإِذْنِهِ وَيُبَيِّنُ آَيَاتِهِ لِلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَتَذَكَّرُونَ
Dan janganlah kamu menikahi wanita-wanita musyrik, sebelum mereka beriman. Sesungguhnya wanita hamba yang mukmin lebih baik dari wanita musyrik, walaupun dia menarik hatimu dan janganlah kamu menikahkan orang-orang musyrik (dengan wanita-wanita mukmin) sebelum mereka beriman. Sesungguhnya hamba yang mukmin lebih baik dari orang musyrik, walaupun dia menarik hatimu. Mereka mengajak ke neraka, sedang Allah mengajak ke surga dan ampunan dengan izin-Nya dan Allah menerangkan ayat-ayat-Nya (perintah-perintah-Nya) kepada manusia supaya mereka mengambil pelajaran.

Persoalan.
Bagaimana jika seorang perempuan berdoa dengan do'a ini? Adakah perlu diubah lafadz bersesuaian dengan jantinanya dengan berdoa:اللهم إني أمتك, ابنت عبدك,ابنت أمتك… As- Syeikh Ibn Baz ditanya dengan soalan ini dan beliau menjawab jika perempuan maka ia boleh berdo'a dengan lafadz sighah yang bersesuaian dengan dirinya (اللهم إني أمتك)
نَاصِيَتِيْ بِيَدِكَ، مَاضٍ فِيَّ حُكْمُكَ، عَدْلٌ فِيَّ قَضَاؤُكَ،
ubun-ubunku di tangan-Mu, keputusan-Mu berlaku padaku, qadha-Mu kepadaku adalah adil,

Tiada daya dan usaha kita melainkan dengan kekuasaan Allah. Segala yang berlaku dan terjadi yang menimpa ke atas kita adalah dalam qudrat dan iradah Allah. Allah maha kaya, maha adil, maha bijaksana. Allah tidak zalim dan tidak sekali-kali akan mengzalimi hamba-Nya. Di dalam ayat 56 surah Hud Allah berfirman:

إِنِّي تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ رَبِّي وَرَبِّكُمْ مَا مِنْ دَابَّةٍ إِلَّا هُوَ آَخِذٌ بِنَاصِيَتِهَا إِنَّ رَبِّي عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Sesungguhnya Aku bertawakkal kepada Allah Tuhanku dan Tuhanmu. tidak ada suatu binatang melatapun melainkan Dia-lah yang memegang ubun-ubunnya(menguasai sepenuhnya). Sesungguhnya Tuhanku di atas jalan yang lurus(selalu berbuat adil)”
أَسْأَلُكَ بِكُلِّ اسْمٍ هُوَ لَكَ، سَمَّيْتَ بِهِ نَفْسَكَ، أَوْ أَنْزَلْتَهُ فِيْ كِتَابِكَ، أَوْ عَلَّمْتَهُ أَحَدًا مِنْ خَلْقِكَ، أَوِ اسْتَأْثَرْتَ بِهِ فِيْ عِلْمِ الْغَيْبِ عِنْدَكَ
aku mohon pada-Mu dengan setiap nama baik yang engkau gunakan untuk diri-Mu, yang engkau namakan diri-Mu sendiri, atau yang engkau turunkan di dalam kitab engkau. atau engkau ajarkan kepada seseorang daripada hamba-Mu, atau engkau sembunyikan di dalam ilmu ghaib disisi engkau,
Allah mempunyai nama-nama yang indah dan baik. Firman Allah (surah Al-A’raf 180)
وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا وَذَرُوا الَّذِينَ يُلْحِدُونَ فِي أَسْمَائِهِ سَيُجْزَوْنَ مَا كَانُوا يَعْمَلُونَ
Hanya milik Allah Asmaa-ul Husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asmaa-ul Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya, nanti mereka akan mendapat balasan terhadap apa yang telah mereka kerjakan.
Ayat 110 surah Al-Isra’:
قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَنَ أَيًّا مَا تَدْعُوا فَلَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا
Katakanlah: “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai Al Asmaa-ul Husna (nama-nama yang terbaik) dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula merendahkannya dan carilah jalan tengah di antara kedua itu”.

Bilangan nama Allah yang diberitahu oleh Nabi SAW sebanyak 99 nama. Itu yang diberitahu oleh Nabi SAW. Hanya Allah yang maha agung saja yang mengetahui bilangan sebenar nama-nama-Nya yang selayak bagi-Nya. Dalilnya
“أو استأثرت به في علم الغيب عندك”
أَنْ تَجْعَلَ الْقُرْآنَ رَبِيْعَ قَلْبِيْ، وَنُوْرَ صَدْرِيْ، وَجَلاَءَ حُزْنِيْ، وَذَهَابَ هَمِّيْ
jadikanlah Al-Quran sebagai penenang hatiku, cahaya bagi dadaku, pelenyap duka dan kesedihanku.
Al-Quran ialah panduan hidup setiap mukmin. Siapa yang berpegang dengan ajaran-Nya akan berjaya dan siapa yang berpaling daripadanya akan celaka. Beruntunglah orang yang hidupnya dipayungi dengan payungan Al-Quran. Dia mendapat nikmat yang maha besar. Nikmat yang tidak dapat diucap dengan kalimat kecuali dengan mengecapi sendiri.

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءَتْكُمْ مَوْعِظَةٌ مِنْ رَبِّكُمْ وَشِفَاءٌ لِمَا فِي الصُّدُورِ وَهُدًى وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ
Hai manusia, Sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman.(Yunus 57)

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآَنِ مَا هُوَ شِفَاءٌ وَرَحْمَةٌ لِلْمُؤْمِنِينَ وَلَا يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إِلَّا خَسَارًا
Dan kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.(Al-isra’ 82)

Di dalam Musnad Ahmad:

عن عبد الله قال: قال رسول الله صلى الله عليه وسلم:-ما أصاب أحد قط هم ولا حزن فقال اللهم إني عبدك ابن عبدك ابن أمتك ناصيتي بيدك ماض في حكمك عدل في قضاؤك أسألك بكل اسم هو لك سميت به نفسك أو علمته أحد من خلقك أو أنزلته في كتابك أو استأثرت به في علم الغيب عندك أن تجعل القرآن ربيع قلبي ونور صدري وجلاء حزني وذهاب همي إلا أذهب الله همه وحزنه وأبدله مكانه فرجا قال: فقيل: يا رسول الله ألا نتعلمها فقال: بلى ينبغي لمن سمعها أن يتعلمها.
Daripada Abdillah katanya: Sabda Rasulullah SAW: “Tidaklah seseorang yang ditimpa dukacita dan keluh kesah lalu ia membaca اللهم إني عبدك… sehingga akhir melainkan Allah akan menghilangkan duka laranya dan Allah gantikan tempatnya kegembiraan. Katanya: Dikatakan kepada Rasulullah, “Wahai Rasulullah, bolehkah kami mempelajari doa ini?” maka jawab Nabi SAW: “Bahkan ya, sayugia siapa yang mendengar do'a ini bahawa ia mempelajarinya.”

Do'a ini juga dinukilkan oleh Al-Imam Ibn Qayyim Al-Jauziah dalam kitabnya “Al-fawaid”. Mari sama-sama kita berdo'a dengan do'a ini mudah-mudahan Allah hilangkan perasaan serabut dalam kehidupan kita. Amin...

Rabu, 30 Januari 2013

Suatu Hari Nanti Sebagai Anak, Adik, Kakak, Sahabat, Istri, Ibu, dan Nenek :’)

Jika Allah memberiku kesempatan umur panjang untuk menempati tiap status itu :)

Seorang wanita dihadirkan dimuka bumi untuk 3 hal penting, 3 jabatan penting, 3 status terpenting. Seorang anak perempuan, seorang istri, dan seorang ibu...

Hari ini aku 26 tahun, aku belum bisa berkata aku sudah menjadi seorang perempuan yang baik. Jalan hidupku masih sangat panjang, yang bisa aku katakan sekarang hanyalah “aku sedang belajar menjadi seorang wanita, dan belajar menjadi seorang perempuan”.

Wanita adalah seseorang yang berwibawa dan bersahaja, tegas dan tegar, kokoh dan kuat, anggun dan jelita. Dan perempuan adalah seseorang yang penuh kelembutan dan keteduhan, ketentraman dan ketenangan, tunduk dan patuh, rendah hati dan tidak mudah dikuasai emosi

Ya, aku sedang berusaha melangkah kesana, dan ternyata status itu sulit..
Ya, banyak wanita, banyak gadis, banyak perempuan, tapi hanya sebagian kecil yang berhasil dalam semua status itu, sulit..

Dengan diriku yang sekarang, aku masih labil dengan emosiku, menangis dalam lukaku, mengeluh dengan sakitku, hanya menunggu dan menunggu berharap dengan instan sesuatu yang baik, keberuntungan selalu berpihak padaku ibarat ulat bulu yang ingin langsung bisa terbang dengan anggun kesana kemari, bodohnya aku, ternyata aku “nothing” dihadapan beribu wanita tangguh diluar sana :(

Kini aku baru seorang anak perempuan..
Belum cukup aku menjadi seorang anak perempuan tanpa sujudku pada Papa dan Ibu
Belum cukup aku menjadi seorang anak perempuan jika aku masih melukis sedih diwajah Papa dan Ibu
Belum cukup aku menjadi seorang anak perempuan jika masih merisaukan hati mereka dengan keluh kesahku
Belum cukup aku menjadi seorang anak perempuan jika masih menunjukkan keputus asaanku berusaha
Belum cukup aku menjadi seorang anak perempuan jika aku masih membiarkan mereka dengan sejuta beban dipundak mereka
Belum cukup... Dan sangat belum cukup :(

Kini aku baru seorang kakak...
Belum pantas aku menjadi seorang kakak jika aku masih belum bisa mengayomi adik-adikku
Belum pantas aku menjadi seorang kakak jika aku masih labil dengan emosiku
Belum pantas aku menjadi seorang kakak jika aku masih egois dengan keinginanku
Belum pantas... Dan sangat belum pantas :(

Kini aku seorang adik...
Belum cukup aku dewasa untuk semua keegoisanku
Belum cukup aku menjadi penenang
Belum cukup aku menjadi penguat
Belum cukup aku menjadi seseorang yang sabar dan ikhlas
Belum cukup aku tegar
Belum cukup... Dan sangat belum cukup :(

Kini aku seorang sahabat...
Belum pantas aku menjadi seorang sahabat jika aku terkadang masih melupakan mereka dalam kesibukanku
Belum pantas aku menjadi seorang sahabat jika aku masih belum menerima kekurangan mereka
Belum pantas aku menjadi seorang sahabat jika aku masih membenarkan kesalahan mereka
Belum pantas aku menjadi seorang sahabat jika aku masih belum memaafkan kesalahan mereka
Belum pantas aku menjadi seorang sahabat jika aku masih diam ketika mereka susah
Belum pantas aku menjadi seorang sahabat jika aku masih tertawa ketika mereka menangis
Belum pantas... Dan sangat belum pantas :(

Hari ini, aku berharap belum terlambat untuk menyadari semua kekurangan dan semua kesalahan yang aku buat sejak aku dilahirkan sebagai seorang anak perempuan...
dan nanti, suatu hari nanti jika Allah masih mengizinkan aku memiliki status lainnya...
Aku berharap kalaupun tak akan bisa sempurna, setidaknya bisa lebih baik untuk mereka yang ada dihidupku..

Jika aku seorang istri...
Aku ingin membagi hidupku dengannya untuk setiap sakit dan senangnya
Aku ingin meredam amarah dalam emosinya
Aku ingin menggenggamnya dalam rapuhnya
Aku ingin berdiri dibelakangnya dalam ketidak percayaannya
Aku ingin hadir sebagai pelipur dalam dukanya
Aku ingin mampu menjadi penguat dalam jatuhnya
Aku ingin mendampinginya dalam setiap kelemahannya
Aku ingin berusaha melengkapi kekurangannya
Aku ingin selalu berada disisinya meski semua orang tak lagi bersamanya
Dan yang selalu aku ingin adalah selalu bisa berada disampingnya untuk setiap waktu hingga akhir nafasku, untuk selalu ada tanpa perlu ia meminta, untuk selalu mengerti tanpa perlu ia berkata, untuk selalu memahami tanpa perlu ia berpura pura :’)

Jika aku seorang ibu...
Aku ingin seluruh hidupku untuknya
Aku ingin menjadi penenang dalam semua tangisnya
Aku ingin jadi peneduh dalam aktivitasnya
Aku ingin menjadi guru dalam hari-harinya
Aku ingin menjadi sahabat dalam labilnya
Aku ingin menjadi teman dalam keceriaannya
Aku ingin menjadi pelindung baginya dalam terik yang membakar
Aku ingin menjadi ibu terbaik yang pernah ia miliki
Aku ingin menjadi teman terbaik dalam hidupnya
Aku ingin menjadi sahabat dalam kesejatiannya
Dan yang selalu aku ingin menjadi ibu terbaik baginya dalam hidup dan matiku :’)

Jika aku seorang nenek...
Cukuplah sisa umurku untuk melalui hari-hari bersama anak cucuku
Cukuplah sisa umurku untuk memeluk kesuksesan mereka
Cukuplah sisa umurku untuk hadir dalam kehidupan mereka
Cukuplah sisa umurku untuk menyaksikan kebahagiaan mereka
Dan yang selalu aku ingin menjadi nenek yang selalu berbahagia dengan banyak cucu hingga akhir hayatku :’)

Jika Allah mengizinkanku untuk waktu lebih lama lagi… Aku ingin memperbaiki semuanya, aku ingin belajar menjadi pribadi yang lebih baik lagi daripada sekedar ini. Figur yang baik untuk semua yang mengisi dan hadir di hari-hariku :’)

InsyaAllah, Asallahu ayya’tiyaanibihim jamii’a Innahu huwal ‘aliimulhakiim :)
Aku ingin menjadi seorang Febri Delen dengan pribadi yang lebih baik :’)
Amiinn :)